7 Pelajaran Penting Yang Kita Peroleh Dari Game of Thrones Musim Ke-7

Gimana, masih terbayang keseruan tayangan Game of Thrones (GoT) musim ke-7 yang baru saja berakhir? Kalau masih, kamu tidak sendiri, setidaknya penulis pun merasakan hal yang sama seperti kamu. *Toss :).

Ya, episode pamungkas musim ke-7 Game of Thrones telah tayang perdana pada 28 Agustus 2017 pukul 08.00 WIB. Bagi yang belum sempat menyaksikan, jangan khawatir, HBO dan HBO Signature akan menayangkan rerun-nya mulai pukul 20.00 WIB hingga sepanjang minggu ini dan kedepannya.

Ternyata tidak hanya menyajikan kisah yang menarik untuk diikuti, kisah kolosal jaman kerajaan yang disajikan secara kekinian itu pun dapat memberi  pelajaran hidup yang penting bagi kita para penontonnya. Berikut 7 pelajaran penting dari GoT musim ke-7 :

1. Percaya diri

Pelajaran tentang percaya pada diri sendiri sebenarnya telah disajikan pada GoT musim ke-6, dimusim ke-7 ini kembali ditegaskan oleh Daenerys Targaryen dengan ambisinya menjadi penguasa Seven Kingdoms. Cersei Lannister juga percaya bahwa ia mampu untuk menduduki Iron Throne karena kemampuannya sendiri.

Daenerys Targaryen

2. Tipe-tipe pemimpin.

Game of Thrones menunjukkan bahwa tipe pemimpin itu bervarias. Ada Cersei Lannister yang memiliki gaya kepemimpinan menyebarkan rasa takut. Daenerys Targaryen seotang pemimpin yang memiliki ambisi memimpin dengan memberikan kemerdekaan bagi para pengikutnya. Jon Snow, yang menjadi pemimpin karena kemampuannya, serta Sansa Stark yang mampu menjadi seorang pemimpin yang bijak karena pngalaman hidupnya.

3. Peran penting orang kepercayaan.

Semua penguasa di Game of Thrones memiliki orang kepercayaan (Hand of the King/Queen) yang bijaksana. Daenerys Targaryen bisa bertemu Jon Snow karena nasihat yang disampaikan oleh Tyrion Lannister. Cersei Lannister mau diajak berunding ( yah, setidaknya untuk sementara) berkat Jaime Lannister, yang memiliki pandangan lebih jauh ke depan. Jon Snow mendengarkan masukan dari Ser Davos yang pandai bernegosiasi. Sementara Sansa Stark punya Arya Stark (dan Bran) yang dapat membantu dan mengarahkannya untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Game of Thrones
(Credit: digitalspyuk)
4. Pengalaman mengubah cara pandang tapi tidak prinsip.

Arya Stark menjadi lebih taktis dan terlihat kejam di mata Sansa Stark setelah bertahun-tahun berjuang sendiri. Namun Arya tetap adik yang setia pada kakak dan keluarganya. Sama halnya dengan Sansa, yang lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan karena pengalamannya. Pengalaman memang bisa mengubah cara pandang seseorang, gaya hidup, juga penampilan seseorang. Namun pengalaman dan ilmu baru sebaiknya tidak mengubah kepribadian, namun menjadikan orang yang lebih baik.

BACA JUGA :  Ini Karakter 'Game of Thrones' Kamu, Berdasarkan Zodiak
5. Teguh memegang janji.

Jon Snow telah membuktikan sebagai seorang pria yang selalu memegang teguh janjinya. Demikian pula Jaime Lannister, walau mengalami banyak konflik, ia tetap teguh memegang janji. Sikap ini tentu tak hanya berlaku bagi para sekutu dalam melawan White Walker, tapi juga bagi kita agar menjadi pribadi yang bisa memegang janji sehingga bisa terus dipercaya dan tidak bernasib seperti Littlefinger.

6. Pentingnya komunikasi.

Bran Stark bisa tahu segalanya karena ia adalah Third-Eyed Raven, tapi sayangnya ia tidak selalu mengomunikasikannya dengan yang bersangkutan. Ia mengetahui rahasia orang tua kandung Jon Snow, tapi setelah bersama Samwell Tarly barulah ia berniat memberitahukannya. Seandainya ia berkomunikasi lebih cepat, mungkin Jonerys punya cerita berbeda.

7. Bersiaplah dengan segala kemungkinan/kejutan.

Hidup memang tidah bisa ditebak, penuh dengan kejutan. Seperti yang ditampilkan dalam 7 episode Game of Thrones musim ke-7. Bagaimana Cersei dan Jaime Lannister harus menerima kenyataan tentang kematian Joffrey Baratheon, juga saat Daenerys harus kehilangan naga kesayangannya, Viserion, hingga pada penghujung episode 7 musim ke-7 yang membuat kita ikut bersedih. Jadi, selalu siapkan hati jika suatu saat kelak kita mendapatkan kejutan, entah itu menyenangkan atau tidak mengenakkan.